Kompetensi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin

Kompetensi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin
Kompetensi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin

Projek penguatan profil pelajar di madrasah diproyeksikan untuk menguatkan profil pelajar Pancasila dan rahmatan lil ‘alamin. Pelajar Pancasila dan rahmatan lil ‘alamin adalah pelajar yang memiliki pola pikir, bersikap dan berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila, yang bertakwa, berakhlak mulia, serta beragama secara moderat.

Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik.

Dimensi, elemen, subelemennya mengacu kepada kompetensi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Sedangkan rahmatan lil ‘alamin merupakan sebuah ikhtiar untuk merawat dan menyemai perilaku beragama yang ramah dan moderat. Rahmatan lil ‘alamin adalah salah satu usaha untuk merawat nilai-nilai keislaman sekaligus keindonesiaan.

Kompetensi rahmatan lil ‘alamin ini terwujud dari 10 nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin yang diinsersikan ke dalam subelemen projek penguatan profil pelajar Pancasila, yang secara rinci sebagai berikut:

1. Tawassuth (Bersikap Moderat)

Pelajar Indonesia yang memiliki pemahaman dan pengamalan beragama secara moderat yang tidak berlebih-lebihan (ifrat/ekstrem kanan) dan juga tidak abai (tafrit/ ekstrem kiri), tidak mudah mengafirkan sesama muslim karena perbedaan pemahaman agama, juga memposisikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dengan senantiasa memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah) dan toleransi (tasamuh), hidup berdampingan dengan sesama umat Islam maupun warga negara yang memeluk agama lain.

2. Tawazun (Berimbang)

Pelajar Pancasila yang memiliki pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara penyimpangan (inhiraf) dan perbedaan (ikhtilaf). Dalam beragama harus berimbang, yakni keseimbangan antara dua jalan atau dua arah yang saling berlawanan.

Misalnya antara ketuhanan dengan kemanusiaan, spiritualisme dengan materialisme, ukhrawi dengan duniawi, wahyu dengan akal, historistik dengan futuristik, individualisme dengan sosialisme, realism dengan idealisme, ketetapan dengan perubahan dan lain sebagainya (Al-Qardhawi: 2011, 13). Prinsip keseimbangan ini sejalan dengan fitrah penciptaan manusia dan alam yang harmonis dan serasi.

3. Qudwah (Keteladanan)

Pelajar Pancasila menjadi pelopor, panutan, inspirator dan tuntunan. Pelajar yang memiliki sikap inspiratif menjadi pelopor kebaikan untuk sesama, percaya diri tampil sebagai pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan manusia, menjadi inspirator bagi umat lainnya dalam segala hal, karena memang umat Islam adalah umat pilihan dan umat terbaik:

4. Musawah (Kesetaraan)

Pelajar Pancasila mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan, tidak bersikap diskriminatif pada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi, suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pelajar Pancasila meyakini bahwa manusia yang paling mulia adalah manusia yang paling bertakwa kepada Tuhan YME.

5. Ta’addub (Berkeadaban)

Pelajar Pancasila menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan kemanusiaan dan peradaban. Beradab berarti menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan atau menerapkan akhlak yang mulia”

6. Muwathanah (Kewarganegaraan)

Pelajar Pancasila memiliki sikap menerima keberadaan negara yang dibuktikan dengan sikap dan perilaku nasionalis yang harus dimiliki warga negara. Itu meliputi keharusan mematuhi aturan yang berlaku, mematuhi hukum negara, melestarikan budaya Indonesia. Nabi Muhammad Saw. juga mengisyaratkan rasa cintanya kepada tanah air kelahirannya Mekkah.

7. I’tidal (Adil Tegak Lurus)

Pelajar Pancasila aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Bersikap tegak dalam arti tidak condong pada kepentingan di luar agama dan umat. Lurus dalam arti semata-mata berjuang demi kepentingan agama dan umat.

Sikap ini pada intinya memiliki arti menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama. Akhirnya dapat terbentuk pelajar Pancasila yang jujur, bertanggung jawab, kerja keras, proporsional, anti korupsi, dan berbudaya dan peduli lingkungan.

8. Syura (Musyawarah)

Pelajar Pancasila berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama, Syura atau musyawarah adalah saling menjelaskan dan merundingkan atau saling meminta dan menukar pendapat mengenai sesuatu perkara, sehingga keputusan bisa diambil bersama secara mufakat.

Ia juga merupakan suatu sarana dan cara memberi kesempatan kepada orang lain untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang sifatnya mengikat. Setiap orang yang ikut bermusyawarah akan berusaha menyatakan pendapat yang baik, sehingga diperoleh pendapat yang dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Sehingga pelajar dapat bersikap demokratis, menghargai perbedaan pendapat, menjunjung tinggi keputusan mufakat.

9. Tasamuh (Toleransi)

Pelajar Pancasila menerima dan menghormati perbedaan, perbedaan tersebut meliputi perbedaan pendapat, pandangan, kepercayaan atau kebiasaan. Jika seseorang toleran ia akan menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya yang berbeda dengan pendiriannya. Ia juga menunjukkan kebesaran jiwa, keluasan pikiran, dan kelapangan dada.

Sehingga terbentuk persaudaraan atas dasar agama, kemanusiaan, dan sesama warga negara (ukhuwah diniyyah, ukhuwah basyariyah, ukhuwah wathaniyah). Akhir dari sikap tersebut adalah pelajar yang terbuka, cinta damai, menghargai keberagaman, bersaudara dengan sesama.

Untuk lebih lengkapnya bisa anda simak panduan resmi dari Kemenag RI berikut ini:

Download Panduan P5RA

10. Tathawwur wa Ibtikar (Dinamis dan Inovatif)

Pelajar Pancasila selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia. Dinamis melakukan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta Inovatif menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia. Pelajar Pancasila harus kreatif, mandiri, berpikiran terbuka, bernalar kritis, berjiwa kompetitif.

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya