Model project based cooperative learning atau PjBCL merupakan model yang dikembangkan berdasarkan penerapan projek dengan melibatkan siswa menyelidiki masalah dunia nyata melalui kelompok kooperatif. Penerapan pembelajaran projek merupakan salah satu cara yang dapat Anda pilih sebagai guru untuk melibatkan siswa dengan materi atau konten pembelajaran mereka.
Model dengan projek ini dipandang menarik karena memiliki format instruksional yang inovatif di mana siswa dapat memilih berbagai aspek tugas dan termotivasi oleh masalah lingkungan sekitar bahkan mungkin akan memberikan kontribusi kepada mereka (Bender, 2012: 7). Projek pembelajaran pada model ini dilaksanakan secara kelompok kooperatif dengan siswasiswa yang heterogen sebagai anggotanya.
Pengembangan model project based learning dengan konsep kelompok kooperatif ditujukan untuk lebih mempermudah pengimplementasian projek dalam pembelajaran melalui kegiatan kelompok. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran projek yaitu membutuhkan banyak waktu dan biaya untuk menyelesaikan sebuah projek. Projek yang dilaksanakan secara kooperatif akan lebih efektif serta menghemat waktu dan biaya.
Pembelajaran kooperatif sangat cocok untuk mengorganisasi kegiatan dalam pembelajaran berbasis projek sehingga menjadi model gabungan bernama project based cooperative learning (Wang, 2008: 265). Pada model ini suatu situasi perlu diciptakan di mana tujuan individu dapat dicapai hanya ketika kelompok itu bekerjasama demi kerhasilan menyelesaikan projek. Dengan cara ini hubungan yang kompetitif di antara para peserta didik telah diubah menjadi "kerja samadari dalam" dan "kompetisi dari luar". Selanjutnya komunikasi tradisional antara pendidik dan peserta didik telah diubah menjadi komunikasi multi-arah.
Model ini dikembangkan mengacu pada model project based learning yang secara khusus mengajukan satu atau lebih masalah (problem) yang harus dipecahkan oleh siswa melalui projek. Pendekatan pembelajaran berbasis projek menggunakan tahapan produksi, yaitu: siswa menetapkan tujuan untuk pembuatan produk akhir dan mengidentifikasi audien mereka. Selanjutnya, siswa mengkaji topik, mendesain produk, dan membuat perencanaan pengelolaan projek. Siswa kemudian memulai projek, memecahkan masalah dan isu-isu yang timbul dalam produksi, serta menyelesaikan produk mereka. Siswa mungkin menggunakan atau menyajikan produk yang mereka buat dan idealnya mereka diberi waktu untuk mengevaluasi hasil kerja mereka.
Sejalan dengan paparan tersebut, Hosnan (2013: 325) menjabarkan tahapan pembelajaran berbasis projek dalam 6 langkah yaitu: 1) menentukan pertanyaan mendasar, 2) mendesain perencanaan projek, 3) menyusun jadwal, 4) memonitor peserta didik dan kemajuan projek, 5) menguji hasil, dan 6) mengevaluasi pengalaman.
Model project based cooperative learning dikembangkan sintak dengan prinsip pemerataan kelompok heterogen dan kerja sama dalam penyelesaian projek maupun diskusi. Hal utama dalam model ini adalah efektivitas projek yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Berikut sintak model PjBCL yang dapat Anda diterapkan:
Sesuai konsep pembelajaran kooperatif, pada model pembelajaran project based cooperative learning Anda, sebagai guru, dapat melakukan proses penilaian bersama siswa. Proses penilaian oleh guru dilakukan dengan mengevaluasi proses belajar melalui penilaian terhadap peran masing-masing anggota sesuai tugasnya, penilaian perilaku kerjasama dalam kelompok kooperatif, dan penilaian seluruh kelompok kooperatif, serta memberikan umpan balik pada waktunya. Sedangkan penilaian proses pembelajaran oleh siswa dilakukan dengan mengevaluasi proses pembelajaran melalui penilaian diri dari peran yang sesuai dalam tugas kelompok, penilaian timbal balik dan penilaian perilaku kooperatif dalam kelompok kooperatif dan penilaian seluruh kelompok kooperatif.
Sistem sosial pada model project based cooperative learning mengacu pada konsep kooperatif yang dikenal dengan istilah pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan peserta didik lain dalam tugas yang terstruktur (Lie, 2008: 28). Anda dapat melibatkan siswa dalam pengalaman nyata atau proyek dan menjadi pembelajaran yang mandiri berpusat pada siswa atau student center melalui model ini. Seperti disampaikan Parkay (2010: 387), penerapan projek dalam pembelajaran merupakan cara untuk melibatkan para peserta didik, mengurangi ketidakhadiran, meningkatkan keterampilan pembelajaran kooperatif, dan meningkatkan skor tes.
Penerapan model ini dilakukan dengan memberikan siswa tugas mengembangkan tema/ topik pembelajaran dengan melakukan kegiatan projek yang realistik. Sebagaimana disampaikan Bender (2012: 7), pembelajaran yang menggunakan projek menjadikan pembelajaran tersebut menarik karena tugas yang diberikan dihubungkan dengan masalah yang ada di dunia nyata. Penerapan pembelajaran projek mendorong tumbuhnyakreativitas, kemandirian, tanggungjawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada siswa. Berkaitan dengan hal ini perlu ada sistem dukungan dari lingkungan siswa. Pengimplementasian model ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan karakter siswa dengan pendekatan ilmiah melalui projek dan pemerataan penyampaian informasi melalui kelompok kooperatif.
Model PjBCL termasuk model yang jarang digunakan karena masih banyak guru yang belum mengetahui model pembelajaran gabungan ini. Umumnya, guru baru mengenal model project based learning.