Strategi Literasi Dalam Pembelajaran SD MI Kurikulum 2013 - Saat ini kegiatan di sekolah ditengarai belum optimal mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain.
Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan dan/atau penyegaran instruktur Kurikulum 2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan multiliterasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan kompetensi abad ke-21.
Materi penyegaran Kurikulum 2013 ini terwujud dalam bentuk modul, materi presentasi, dan alat bantu berwujud pengatur grafis yang memandu aktivitas peserta untuk mendalami dan mengimplementasi strategi literasi dalam pembelajaran. Semua perangkat ini diharapkan dapat memandu instruktur dan pemangku kepentingan di jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah dalam pelaksanaan, pengembangan, dan penguatan strategi literasi dalam pembelajaran.
Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud (2017) mendefinisikan literasi sebagai:
- suatu rangkaian kecakapan membaca, menulis, dan berbicara, kecakapan berhitung, dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi;
- sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks;
- sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan, dan mengkritisi ilmu dan gagasan yang dipelajari; dan
- sebagai pemanfaatan teks yang bervariasi menurut subjek, genre,dan tingkat kompleksitas bahasa.
Nilai karakter ini dapat terwujud melalui upaya untuk meningkatkan kecakapan multiliterasi peserta didik pemahaman multiliterasi, dengan fokus pada literasi baca-tulis, literasi budaya dan kewargaan, literasi sains, literasi numerasi, literasi digital, dan literasi finansial. Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi ini memadukan karakter dengan penekanan pada lima karakter PPK di atas serta kompetensi abad ke-21 yang mengembangkan kreativitas, kecakapan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, serta kolaborasi. Semuanya ini diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.
Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi yang telah dipersiapkan. Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas di sini dan dapat dicermati dalam Desain Induk GLS (Wiedarti dan Kisyani-L., 2016).
Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.
Persiapan Sarana Prasarana Budaya Literasi
Untuk menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang perlu dimiliki oleh sekolah antara lain:
- Perpustakaan sekolah
- Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah
- Jumlah buku sesuai dengan Permendiknas no 24 tahun 2007: (1) Buku teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik, ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (2) Buku panduan pendidik: 1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (3) Buku pengayaan: 870 judul/sekolah, terdiri atas 70% nonfiksi dan 30% fiksi.
- Askses internet di lingkungan sekolah
- Spanduk, banner, poster, leaflet yang mengkampanyekan penumbuhan budaya literasi dan diletakkan pada lingkungan strategis di lingkungan sekolah.
Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi hanya ada dalam pembelajaran bahasa atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun dalam bidang matematika, sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama, prakarya dll. (cf. Robb, L, 2003).
Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah bagaimana mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah disebutkan dan lintas bidang memerlukan strategi literasi dalam pembelajarannya. Strategi literasi dalam pembelajaran akan menguatkan karakter siswa dan mengembangkan kompetensinya sebagai warga global di abad ke-21.
Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran
Strategi literasi adalah strategi untuk memahami teks melalui kegiatan:
- Menghubungkan teks dengan pengetahuan, pengalaman atau teks yang lain.
- Membuat inferensi atau prediksi tentang teks.
- Merumuskan pertanyaan.
- Memvisualisasikan pemahaman tentang teks.
- Mengidentifikasi ide penting/pokok dan pendukung.
- Mengkomunikasikan pemahaman terhadap teks.
Download Strategi Literasi Dalam Pembelajaran SD MI K-13
File format PDF bisa anda download pada link berikut ini:
Download
Pada dasarnya, Kurikulum 2013 telah menekankan implementasi strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan berpikir tinggi peserta didik di SD. Daftar cek untuk strategi literasi di bawah ini mendata kegiatan literasi yang perlu ada untuk menguatkan langkah-langkah pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SD. Namun bukannya tidak mungkin bahwa strategi tersebut diimplementasikan dalam ungkapan kalimat yang serupa. Perlu menjadi catatan bahwa nomor yang tersaji tidak merujuk pada urutan (dalam pembelajaran hal tersebut tidak harus urut).