Bimbingan Psiko Edukatif di Sekolah Dasar (SD MI) Kurikulum 2013 - Diantara penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah adalah kegiatan literasi, sedangkan diantara penguatan pendidikan karakter berbasis kelas adalah pembelajaran tematik yang menggunakan kompetensi Abad 21, terutama 4C yaitu kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi (collaboration), kreativitas (creativity), dan komunikasi (communication) –serta keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Karakter memiliki peran sebagai ruh pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik menjawab tantangan di masa mendatang.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual, minat, dan bakat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu menunjukkan perilaku yang sehat dan bertanggung jawab serta memiliki kemampuan adaptasi dan sosialisasi yang baik.
Situasi kehidupan pada Abad 21 ini sangat penuh tantangan dan persaingan. Hal ini berdampak antara lain pada tingkat depresi yang tinggi di samping tersedianya peluang bagi yang memiliki kompetensi hidup, memiliki multiliterasi yang menguatkan kapasitas fisik, mental, serta intelektual peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik harus memiliki karakter yang kuat agar dapat menghadapi tantangan Abad 21 tersebut.
Nilai-nilai yang dapat dikuatkan dalam pendidikan karakter adalah (5) lima nilai utama karakter yang terdiri dari Religiusitas, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong Royong, Integritas. Nilai Religiusitas, diantaranya: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, taat beribadah, bersyukur, berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas, dsb. Nilai Nasionalisme, diantaranya: cinta tanah air, semangat kebangsaan, menghargai kebhinekaan, menghayati lagu nasional dan lagu daerah, cinta produk Indonesia, cinta damai, rela berkorban, taat hukum, dsb.
Nilai Kemandirian, diantaranya: disiplin, percaya diri, rasa ingin tahu, tangguh, bekerja keras, mandiri, kreatif-inovatif, pembelajar sepanjang hayat, dsb. Nilai Gotong Royong, diantaranya: suka menolong, bekerjasama, peduli sesama, toleransi, peduli lingkungan, kebersihan dan kerapian, kekeluargaan, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, dsb. Nilai Integritas, diantaranya: jujur, rendah hati, santun, tanggung jawab, keteladanan, komitmen moral, cinta kebenaran, menepati janji, dsb.
Penguatan pendidikan karakter (PPK) peserta didik secara teknis dilaksanakan melalui PPK berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat. Di antara PPK berbasis budaya sekolah adalah kegiatan literasi, sedangkan diantara PPK berbasis kelas adalah pembelajaran tematik yang menggunakan kompetensi Abad 21, terutama 4C yaitu kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi (collaboration), kreativitas (creativity), dan komunikasi (communication) –serta keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS).
Menurut David Elkind kehidupan anak-anak setiap hari dipenuhi akan stres (tekanan dan ketegangan) yang harus diketahui oleh guru dan orang tua. Mulai dari stress ringan hingga stres berat yang mengkhawatirkan. Rentang stres digambarkan Elkind lewat "Stress Test for Children Key" yang memuat 44 jenis stres dengan skoring nilai dalam angka yang harus dipahami oleh guru dan orang tua agar dapat diberikan pelayanan pendampingan atau pemulihan.
Tingkat stres siswa sekolah dasar
- Meninggalnya orang tua – angkanya 100
- Orangtua bercerai – angkanya 73
- Orangtua berpisah – angkanya 65
- Orang tua bepergian untuk bagian dari dinas – angkanya 63
- Meninggalnya salah seorang famili terdekat – angkanya 63
- Menekan anak untuk berprestasi secara tak patut – angkanya 63
- Menderita sakit – angkanya 53
- Orang tua kawin lagi – angkanya 50
- Orang tua di PHK – angkanya 47
- Orang tua rujuk – angkanya 45
- Ibu pergi bekerja – angkanya 47
- Keluarga sakit – angkanya 44
- Ibu hamil – angkanya 40
- Mengalami kesulitan saat di sekolah – angkanya 39
- Menerima kelahiran adik baru – angkanya 39
- Sekolah baru atau guru baru – angkanya 39
- Kondisi keuangan keluarga bermasalah – angkanya 38
- Sahabat dekat menderita sakit – angkanya 37
- Memulai suatu kegiatan baru atau kegiatan diubah – angkanya 36
- Perubahan peringkat prestasi antarsaudara – angkanya 35
- Kehilangan barang pribadi – angkanya 30
- Bergantinya tanggung jawab di rumah – angka 29
- Perginya Abang dan Kakak Perempuan dari rumah – angkanya 29
- Bermasalah dengan Kakek Nenek – angkanya 29
- Menjadi anak yang berprestasi – angkanya 28
- Pindah dari suatu kota ke kota lain – angkanya 26
- Pindah dari suatu tempat ke tempat lain – angkanya 26
- Menerima atau kehilangan hewan peliharaan – angkanya 25
- Kebiasaan yang diubah – angkanya 24
- Diubahnya waktu di penitipan/bersama pengasuh – angkanya 20
- Pindah ke rumah baru – angkanya 20
- Pindah ke sekolah baru –angkanya 20
- Diubahnya kebiasaan bermain – angkanya 19
- Liburan bersama keluarga – angkanya 19104
- Teman baru – angkanya 19
- Liburan/ berkemah – angkanya 17
- Berubahnya Jam tidur – angkanya 16
- Berubahnya anggota keluarga – angkanya 15
- Berubahnya waktu makan – angkanya 15
- Berubahnya siaran teve yang biasa ditonton – angkanya 13
- Saat merayakan hari ulang tahun – angkanya 13
- di sensor
- di sensor
- di sensor
Secara umum kondisi di atas sama dengan kondisi anak-anak usia SD yang harus diketahui oleh guru dan secepatnya diberikan pelayanan yang sesuai dengan kondisi anak. Jika skor angkanya di bawah 150, maka itu bentuk stres yang masih mampu dihadapi anak sendiri. Jika skor antara 150 hingga 300 anak mulai memperlihatkan gejala-gejala stres. Namun apabila skor di atas angka 300 maka anak akan lelah yang memicu timbulnya masalah perilaku dan kesehatan (This stress test for children is adapted from "The Hurried Child: Growing Up too Fast too Soon", by David Elkind, Adapted by Stanley Wonderly).
Download Bimbingan Psiko Edukatif di Sekolah Dasar
Selengkapnya bisa anda download pada link berikut ini:Download
Pengembangan kompetensi hidup anak secara utuh memerlukan sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan di SD yang tidak hanya mengandalkan layanan akademik melalui pembelajaran dan manajemen saja, tetapi juga menyediakan layanan khusus yang bersifat psiko-edukatif.