Panduan Supervisi Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Format PDF

Panduan Supervisi Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Format PDF
Panduan Supervisi Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Format PDF

Pada panduan supervisi pembelajaran ini akan mengulas tentang: Pengertian Supervisi Pembelajaran, Tujuan, Fungsi dan Manfaat Supervisi, Prinsip-prinsip Supervisi Pembelajaran, Pendekatan Supervisi, Model Supervisi, Teknik Supervisi Pembelajaran, Prosedur Supervisi Pembelajaran, Teknik Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Pemantapan Instrumen Supervisi, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Selain itu, panduan ini juga sudah lengkap dengan contoh Format penelaahan rencana pelaksanaan pembelajaran, Format Pengamatan Praktik Pelaksanaan Pembelajaran, Sistematika pelaporan supervisi, Lembar Instrument Untuk Siswa.

A. Pengertian Supervisi Pembelajaran


Supervisi pembelajaran tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Esensi supervisi pembelajaran sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugasnya.

baca juga:
Media Pembelajaran Yang Bisa Anda Coba di Sekolah
34 Model Pembelajaran Efektif

B. Prinsip-prinsip supervisi pembelajaran


  1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah;
  2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang
  3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen;
  4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya;
  5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi;
  6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran;
  7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran;
  8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran;
  9. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi pembelajaran;
  10. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi;
  11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor;
  12. Berkesinambungan (supervisi pembelajaran dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah);
  13. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

C. Pendekatan Supervisi


Berdasarkan cara bagaimana pengawas dan kepala sekolah bersama guru melakukan perbaikan dan siapa yang lebih dominan di antara keduanya, maka dibedakan tiga macam pendekatan, yaitu direktif, kolaboratif dan non-direktif.

  1. Pendekatan Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada pengawas dan kepala sekolah.
  2. Pendekatan Kolaboratif: Tanggung Jawab terbagi relatif sama antara supervisor dan guru
  3. Pendekatan Non-Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada guru

baca juga:
Panduan Pengembangan Media Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran Tematik SD/MI

D. Model Supervisi


Berdasarkan bagaimana cara memahami atau memastikan masalah, darimana datanya diperoleh dan dengan cara apa memperbaikinya, maka dibedakan tiga model supervisi pembelajaran, yaitu model saintifik, model artistik dan model Klinis. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga model supervisi pembelajaran tersebut.

1. Model Supervisi Saintifik/Ilmiah

Menurut Sahertian (2008) model supervisi ilmiah adalah sebuah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket.

2. Model Supervisi Artistik

Model supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif. Seperti diungkapkan oleh Jasmani dan Mustofa (2013; 31) model supervisi artistik mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for the other), bekerja dengan orang lain (working with the other), dan bekerja melalui orang lain (working through the other). Oleh karena itu, pelaksanaan supervisi tentunya mengandung nilai seni (art)

3. Model Supervisi Klinis

Menurut Acheson dan Gall (1987), supervisi Klinis adalah sebuah model alternatif dari supervisi yang lebih interaktif, demokratis, dan berpusat pada kebutuhan guru. Supervisi Klinis ini pada dasarnya merupakan pembinaan performansi guru mengelola proses belajar mengajar (Cogan, 1973).

Download Panduan Supervisi Pembelajaran Sekolah Dasar (SD)


Selengkapnya bisa anda download pada link berikut ini:
Download

E. Teknik Supervisi Pembelajaran


Berdasarkan jenis kegiatannya teknik supervisi pembelajaran dapat dibedapak atas 2 jenis yakni; teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok, baik di dalam ataupun di luar kelas.

1. Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Pengawas dan kepala sekolah hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu.

Teknik-teknik supervisi individual di antaranya meliputi kunjungan kelas, kunjungan observasi, pertemuan individual, dan kunjungan antar-kelas.

2. Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.

Pelaksanaan teknik supervisi kelompok dapat dilakukan dengan cara pertemuan atau rapat, diskusi kelompok, dan mengadakan pelatihan-pelatihan/workshop atau kegiatan lain yang relevan.

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya