Anak usia dini diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Deteksi dini diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Kemampuan deteksi dini karenanya diperlukan oleh pendidik. Hasil deteksi dini tumbuh kembang seorang anak menjadi dasar untuk memberikan stimulasi dan intervensi yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan ke dalam program-program kegiatan yang sesuai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak.
Deteksi dini adalah kegiatan untuk menemukan secara dini adanya potensi dan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, pertumbuhan gigi dan pertumbuhan tulang.
Perkembangan adalah bertambahnya fungsi psikis dan fisik anak meliputi sensorik (mendengar, melihat, meraba, merasa, dan menghidu), motorik (gerakan motorik kasar dan halus), kognitif (pengetahuan, kecerdasan), komunikasi (berbicara dan bahasa), serta sikap religius, sosial-emosional dan kreativitas.
Wawancara dengan orang tua dilakukan pada saat anak mendaftar untuk mendapat informasi awal tentang kemungkinan hambatan untuk tumbuh kembang anak. Wawancara juga dilakukan untuk memberikan informasi jika selama pembelajaran pendidik menemukan pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan usia tertentu. Jika ditemukan hambatan perkembangan diperlukan kesepahaman orang tua dan pendidik untuk penanganan lebih lanjut.
Deteksi Pertumbuhan dan Perkembangan
Deteksi pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan meliputi antara lain:
1. Deteksi pertumbuhan
- Menimbang berat badan anak setiap bulan untuk melihat pertumbuhan berat badan.
- Mengukur tinggi/panjang badan anak setiap bulan untuk melihat pertumbuhan tinggi/panjang badan.
- Mengukur besar lingkar kepala anak setiap untuk melihat pertumbuhan lingkar kepala.
- Memeriksa bagian kepala (rambut, mata, telinga, hidung, mulut, gigi), kulit, kuku, tangan dan kaki dilaksanakan minimal seminggu 1 (satu) kali untuk melihat kebersihan dan kesehatan.
2. Deteksi Perkembangan
a. Sosial emosional dan kemandirian Deteksi dini ini berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi dan pengendalian emosi serta kemampuan mandiri anak. Hambatan mungkin terjadi misalnya ketika anak:
- kurang konsentrasi/pemusatan perhatian;
- sulit berinteraksi dengan orang lain;
- mudah menangis/cengeng;
- sering marah jika keinginannya tidak dituruti.
b. Bahasa
Deteksi dini ini dilakukan untuk melihat hambatan yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa yang meliputi kemampuan membedakan suara yang bermakna dan tidak bermakna (bahasa reseptif), bicara (bahasa ekspresif), komunikasi (pragmatik).
c. Fisik (motorik kasar dan halus)
1) Motorik kasar
Deteksi dini pada motorik kasar dilakukan untuk melihat hambatan yang berhubungan dengan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh dengan menggunakan otot-otot besar.
2) Motorik halus
Deteksi dini pada motorik halus dilakukan untuk melihat hambatan yang melibatkan gerakan bagian tubuh tertentu yang memerlukan koordinasi yang cermat antara otot-otot kecil/halus dan mata serta tangan.
d. Kognitif
Deteksi dini pada aspek kognitif dilakukan untuk melihat hambatan yang berhubungan dengan aspek kematangan proses berpikir.
e. Penglihatan
Deteksi dini pada penglihatan dilakukan untuk melihat hambatan yang berhubungan dengan:
- pengamatan melalui indera penglihatan yang merupakan keterampilan untuk melihat persamaan dan perbedaan, bentuk, warna, benda, sebagai dasar untuk pengembangan kognitif; dan
- keterampilan untuk mengingat apa yang sudah dilihatnya.
f. Pendengaran
Deteksi dini pada pendengaran dilakukan untuk melihat masalah yang berhubungan dengan:
- pengamatan melalui indera pendengaran yang merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan persamaan suara; dan
- keterampilan untuk mampu mengingat suara-suara atau bunyi.
Hasil deteksi awal digunakan untuk menyusun perencanaan program kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu sesuai kebutuhan anak. Perencanaan program dilakukan bersama oleh seluruh pendidik di bawah koordinasi kepala/pengelola PAUD. Jika dirasa perlu perencanaan program dapat melibatkan tenaga ahli yang relevan.
Pelaksanaan program stimulasi yang disusun berdasarkan hasil deteksi dini meliputi tahapan:
- pelaksanaan kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran;
- penilaian terhadap proses dan hasil stimulasi;
- analisis terhadap penilaian proses dan hasil stimulasi; dan
- perencanaan dan pelaksanaan tindak lanjut.
Panduan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak PAUD RA TK
Catatan penilaian proses dan hasil stimulasi deteksi dini tumbuh kembang anak digunakan pendidik dan orang tua sebagai bahan untuk menyusun tindak lanjut stimulasi. Jika dirasa perlu catatan ini dapat menjadi bahan yang digunakan untuk konsultasi ke ahli yang relevan antara lain kepada staf Puskesmas, terapis, psikolog, dan/atau dokter.