Cara Supaya Bisa Menjadi Orang Khusu' Dalam Shalat dan Dimanapun. Ada yang bertanya tentang bagaimana cara supaya shalat kita khusu'?. tentu saja tidak se gampang membalikkan telapak tangan. Khusu sendiri banyak tingkatannya sesuai dengan tingkat keimanannya masing-masing karena iman merupakan pondasi utama dalam setiap pekerjaan termasuk juga dalam hal ubudiyah (ibadah). Ada khusu' tingkat tinggi, menengah, dan tingkat rendah seperti kebanyakan orang saat ini. Dalam Alquran surat al-Baqarah 45-46 dijelaskan tentang difinisi / pengertian khusu'.
"... Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya ...".
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa orang khusu' adalah orang yang memiliki keyakinan bahwa mereka akan menemukan Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kata meyakini yang dimaksud adalah keyakinan yang sesungguhnya, dalam hal ini iman. Dan iman ada tingkatannya masing-masing. Sehingga kekhusuan seseorang bisa berbeda-beda sesuai dengan porsi keimanan mereka sendiri.
Apakah sama kekhusuan kita dengan Sayyidina Ali bin abi thalib karramallahu wajhah? Beliau pernah meminta sahabat untuk mencabut pedang / panah dari tubuhnya saat shalat, dan beliau tidak merasakan apa-apa. Lalu bagaimana saat kita shalat? digigit nyamuk saja masih terasa, terasa gatal digaruk dan lain sebagainya.
Karena itulah marilah kita sejenak mengetahui sifat-sifat khusu' menurut Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hilali, supaya kita juga bisa berusaha untuk menjadi hamba Allah yang khusu' meski masih tingkat rendah, ya semuanya harus dimulai dari nol
Sifat-sifat khusu' dalam shalat
1) Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri saat berdiri sebelum rukuk.
Sikap seperti itu menunjukkan bahwa shalat orang khusyu’. Tindakan seperti itu menunjukkan ketundukan dihadapan Allah.
2) Seluruh anggota tubuh (fisik) thuma’ninah (tenang) dalam setiap gerakan.
Sikap yang tenang dalam shalat mengandung arti bahwa setiap gerakan shalat dilakukan dengan tidak terburu-buru. Semua gerakan shalat dilakukan dengan sempurna. Karena dengan ketenangan akan mudah untuk mendapatkan rasa khusyu’.
3) Hati menghadap hanya pada Allah tidak kepada selain-Nya Hal ini dapat dipahami dengan dua keadaan: Pertama, hati tidak berpaling pada Allah, dan men-kosongkan hati dari semua hal selain aktivitas shalat. Kedua, hati dan penglihatan mata tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Pandangan mata tertuju ketempat sujud, sedang hati menghadap kepada Allah.
4) Rukuk, dengan menunjukkan ketundukan dan kepatuhan disertai dengan ketundukan hati kepada Allah.
5) Sujud dengan menundukkan kepala sejajar dengan bumi sebagai bukti ketaatan dan kepatuhan.
Ketika seseorang yang shalat merendahkan kepala yang menjadi anggota badan paling mulia dan sejajar dengan kaki serta muka mencium bumi, pada saat itulah manusia harus menyadari bahwa ia sangat hina dan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kekuasaan dan keagungan Allah Swt. Lebih dalam lagi, manusia harus menyadari juga bahwa dulu ia diciptakan Allah dari tanah, maka ia pun akan kembali dikubur dalam tanah.
6) Mensifati Allah dengan sifat yang agung.
Selain dengan sikap rukuk dan sujud, kekhusyu’an seorang hamba kepada Allah disempurnakan dengan ungkapan pujian yang menunjukkan kemuliaan, kebesaran, keagungan, dan ketinggian sifat-sifat-Nya.
Dengan demikian, segala aktivitas yang dilakukan dalam shalat tidak ada yang sia-sia. Namun, mengandung makna dan manfaat terhadap jasmani dan rohani untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.