Pengertian Asesmen
Dahulu kita mengenal adanya Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang kemudian diganti menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Di akhir kelas enam SD atau kelas tiga SLTP dan SLTA, siswa mengerjakan EBTANAS/UAN untuk menentukan lulus-tidaknya siswa tersebut. Proses seperti itu dikenal dengan istilah evaluasi yang biasanya dilakukan setelah akhir suatu program. Tujuannya untuk mengukur keberhasilan suatu program yang diwujudkan dalam bentuk angka atau skor. Jika anak memperoleh nilai delapan puluh berarti anak tersebut menguasai delapan puluh persen materi pelajaran dan berarti lulus.
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum di TK terdapat beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh anak didik. Kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum TK dan RA merupakan criteria yang perlu dipenuhi anak didik selama mengikuti pendidikan di TK. Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi anak didik perlu dilakukan penilaian
Untuk anak TK, proses evaluasi seperti itu tidak sesuai, bahkan tes tertulis seperti itu sebaiknya dihindari kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu. Pertimbangannya ialah bahwa anak TK belum bisa membaca dan menulis, selain itu tes tertulis dapat membuat anak stress. Sebagai gantinya digunakan asesmen, yaitu suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya tersebut. Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak.
Asesmen tidak dilakukan di kelas pada akhir program atau di akhir tahun TK, tetapi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui. Caranya pun lebih alami, misalnya, saat anak bermain, menggambar, atau dari karya yang dihasilkan. Asesmen tidak mengkondisikan anak pada bentuk ujian. Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan, dan kelemahan siswa maka guru bersama-sama dengan orang tua siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
Informasi diperoleh berdasarkan aturan tertentu dan menyeluruh dalam suatu system penilaian. Informasi tersebut juga tidak hanya berguna bagi individu yang dinilai tetapi juga bagi yang lainnya seperti guru dan orang tua. Informasi yang diperoleh berkaitan dengan pembelajaran, terutama keberhasilan pembelajaran. Keputusan tersebut berupa ketercapaian dalam rentang tujuan yang telah ditetapkan. Melalui penilaian, guru mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan informasi tersebut diputuskan tentang ketercapaian anak secara individual dan pembelajaran secara kasikal. Melalui penilaian diketahui mana anak-anak yang berhasil, mana yang belum. Juga ditetapkan apakah pembelajaran dilanjutkan atau diulang.
Penilaian pada pendidikan anak TK lebih banyak untuk mendeskripsikan ketercapaian perkembangan anak. Dengan penilaian dapat diketahui dan ditetapkan aspek-aspek perkembangan yang telah dicapai dan belum dicapai. Jadi penilaian dalam pembelajaran di TK adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembeajaran.
Tujuan Dan Ruang Lingkup Asesmen
Tujuan asesmen di TK adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual, dan sebagainya.
- Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi penyebab masalah belajar pada anak.
- Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak, dalam hal ini untuk mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan khusus atau tidak.
- Untuk membuat perencanaan program (curriculum planning), dalam hal ini asesmen digunakan untuk memodifikasi kurikulum, menentukan metodologi, dan memberikan umpan balik (fedback).
- Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak.
- Untuk kajian penelitian
Subjek dan Sasaran Penilaian
Penilaian terdiri dari beberapa aspek, antara lain subjek dan sasaran penilaian:
a. Subjek Penilaian
Dalam konteks pembelajaran, menurut Suharsimi (1991) yang dimaksud dengan subjek penilaian adalah individu-individu yang terlibat dalam rangka penilaian tersebut. Berarti yang dimaksud dengan subjek penilaian adalah guru dan anak. Guru sebagai pelaksana penilaian dan anak sebagai orang yang dinilai.
Sebagai subjek penilai, guru harus benar-benar memahami seluk beluk penilaian. Guru harus mengetahui apa yang akan dinilai atau sasaran penilaian, alat apa yang tepat digunakan, kapan menilaianya dan seterusnya. Guru harus terampil menggunakan alat penilaian saat situasi kegiatan pelaksanaan program berlangsung. Selain itu, guru juga harus mengenali karakteristik anak sebagai subjek penilaian juga.
Anak sebagai subjek penilaian turut mempengaruhi kualitas penilaian. Oleh karena itu, kesiapan anak untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki perlu dicermati. Guru harus dapat membedakan antara anak yang tidak mau dengan yang belum bisa. Misalnya ada anak yang diam saja ketika ditanya tentang orangtuanya. Guru harus tahu anak yang belum tahu tentang identitas orangtuanya dengan yang tidak mau menyebutkannya.
b. Sasaran Penilaian
Suharsimi (1991) mengemukakan bahwa sasaran atau objek penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi pusat pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Penilaian yang berkaitan dengan perkembangan anak tentunya tidak dapat mengabaikan aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan program itu sendiri. Suharsimi (1991) mengidentifikasi sasaran penilaian meliputi unsure input, transformasi, dan output.
Aspek input meliputi potensi yang ingin dikembangkan yang ada pada diri anak. Aspek-aspek tersebut terdiri dari enam dimensi pengembangan, yaitu fisik, kognitif, bahasa, seni, social-emocional, dan moral dan nilai-nilai agama. Berdasarkan dimensi pengembangan tersebut, dapat diidentifikasi potensi yang meliputi aspek-aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan pelaksanaan program.
Aspek-aspek tersebut selanjutnya menjadi sasaran penilaian atau aspek yang harus dinilai dalam kegiatan pelaksanaan program. Aspek-aspek perkembangan yang harus dinilai dikemukakan berikut ini.
1) Fisik
Penilaian aspek perkembangan fisik meliputi :
a) Motorik halus
- Dapat mengurus dirinya sendiri dengan sedikit bantuan: Makan, Berpakaian, Mandi, Menyisir rambut, Mencuci dan melap tangan, Mengikat tali sepatu.
- Dapat membuat berbagai bentuk dengan menggunakan misalnya tanah liat, plastisin, play dough
- Meniru membuat garis tegak, miring, lengkung dan lingkaran
- Meniru melipat kertas sederhana (1-12 lipatan)
- Menggambar orang dengan bagian-bagiannya
- Belajar menggunting bebas dengan berbagai media
- Belajar menggunting dengan berbagai media sesuai dengan poa (gelombang, zig-zag, lingkaran, segiempat, segitiga
- Dapat membuat lingkaran dan bujur sangkar
- Menyusun menara kubus
- Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepatu, benang wol, raffia, dan sebagainya
- Menyusun menara kubus minimal 8 kubus
b) Motorik Kasar
- Dapat berjalan bangun tanpa berpegangan
- Berjalan: Pada garis lurus, Pada jari kaki (berjinjit), Mendur sejauh 1-3 meter, Di atas papan titian, Dengan tumit dengan keseimbangan, Melompat dengan alat atau tanpa alat, Di tempat, Ke depan, ke samping, Dengan satu kaki, Meloncat dari ketinggian 20 cm, dan Memanjat.
- Berlari: Dengan cepat, Sambil melompat, Bermain dengan bola (menangkap, melempar, menendang), Naik sepeda roda dua
2) Kognitif
Penilaian aspek perkembangan kognitif meliputi :
a) Sains
- Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak (misalnya, menurut warna, bentuk, ukuran)
- Mencari/menunjuk sebanyak-banyaknya benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentuMengenal perbedaan antara kasar dan halus, berat dan ringan, panjang dan pendek, jauh dan dekat.
- Membedakan bermacam-macam rasa, bau, atau suara
- Menyebutkan perbedaan dua buah benda
- Mencari lokasi asal tempat suara
- Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi, jika : Warna dicampur, Biji ditanam, Balon ditiup lalu dilepas, Benda-benda dimasukkan ke air, Benda-benda dijatuhkan, dan lain-lain
- Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya
b) Matematika
- Menyebut urutan bilangan dari 1-10
- Membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda)
- Menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan (anak tidak disuruh menulis)
- Mengenal konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang, banyak dan sedikit
- Menyebutkan benda yang berbentuk geometri
- Mengelompokkan lingkaran, segitiga dan segiempat
- Menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk utuh (4-15 bagian)
- Mengenal ukuran panjang, berat dan isi
- Mengenal alat untuk mengukur
- Menyatakan waktu yang dikaitkan dengan jam
- Mengenal penambahan dengan benda-benda 1-1
- Mengenal pengurangan dengan benda-benda 1-1
- Mengurutkan benda 1-10 berdasarkan urutan tinggi rendah, besar kecil,berat ringan, tebal tipis.
- Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2-3 pola yang berurutan misalnya merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah.
- Meniru pola dengan menggunakan 4 kubus
- Mengerjakan mencari jejak yang lebih rumit.
c) Bahasa
Penilaian aspek perkembangan bahasa meliputi
- Menyebutkan nama, jenis kelamin
- Berbicara lancar dengan kalimat sederhana
- Menirukan kembali 2 s.d 4 urutan kata (latihan pendengaran)
- Mampu melaksanakan 1-2 perintah secara berurutan dengan benar
- Memberi keterangan/informasi tentang sesuatu hal
- Melengkapi kalimat sederhana yang diucapkan guru
- Dapat mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urut
- Mengekspresikan diri melalui dramatisasi
- Membuat kata sebanyak-banyaknya dari suku kata awal yang disediakan dalam bentuk lisan
- Memahami konsep lawan kata
- Mengenal kata kerja melalui gerakan-gerakan yang sederhana, misalnya duduk, jongkok, berlari, makan, menangis
- Menggunakan kata gantu (aku, kamu, saya, dia)
- Mengucapkan suku kata dengan nyanyian. Misalnya la-la-la, ma-ma-ma, ti-ti-ti
- Menggunakan konsep waktu ( hari ini, besok, sekarang, nanti, pagi, sore, malam, dan lain-lain)
- Mengungkapkan beberapa sajak sederhana
- Menyebutkan tulisan sederhana melalui symbol yang melambangkannya.
- Dapat menceritakan gambar (gambir yang disediakan atau dibuat sendiri)
- Mengurutkan dan menceritakan isi gambar berseri
- Menggunakan dan dapat menjawa pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, kapan, dan sebagainya.
- Dapat menggunakan bahasa isyarat seperti anggukan kepala, gerakan tubuh, tangan dan mata.
d) Sosial-Emosional
Penilaian aspek perkembangan social-emosional meliputi
- Tenggang rasa terhadap orang lain
- Bekerja sama dengan teman
- Mudah bergaul/berinteraksi dengan orang lain
- Dapat berkomunikasi dengan orang yang sudah dikenalnya
- Meniru kegiatan orang dewasa
- Mau berbagi dengan teman
- Mau bermain dengan teman sebaya
- Tolong menolong sesama teman
- Dapat mengikuti aturan permainan
- Dapat mematuhi aturan yang ada
- Dapat memusatkan perhatian
- Belajar memisahkan diri dari orangtuanya terutama ibu
- Menyayangi anggota keluarga dan teman-temannya
- Merasa puas atas prestasi yang dicapai
- Dapat mengendalikan emosi
- Menunjukkan reaksi emosi yang wajar karena marah, senang, sakit, takut, dsb
- Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
- Dapat menghindari obat-obat yang berbahaya
- Dapat menggunakan benda-benda yang berbahaya dengan hati-hati
e) Seni
Penilaian aspek perkembangan seni meliputi:
- Menggambar bebas dengan menggunakan pensil warna, arang, krayon, dan lain-lain
- Menggambar bebas dengan bentuk gambar titik, garis, lingkaran, segiempat, segitiga, dan bujur sangkar yang sudah tersedia
- Menggambar bebas di dalam lingkaran, segiempat, segitiga, dan bujur sangkar yang sudah tersedia
- Melukis dengan jari (finger painting), kuas, pelepah pisang, dan sebagainya
- Mewarnai bentuk gambar sederhana
- Meronce
- Menciptakan bermacam-macam bentuk bangunan dari kubus
- Menganyam sederhana
- Membatik dan jumputan
- Mencipta dengan stempel
- Permainan warna dengan menggunakan berbagai media, misalnya krayon, cat air, dan lain-lain
- Menciptakan kolase, mozaik
- Menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama music/ritmik
- Bergerak bebas sesuai dengan irama music
- Menyanyikan beberapa lagu anak-anak
- Meniru gerakan binatang, tanaman, dan sebagainya
- Senam dengan berbagai variasi
f) Moral dan Nilai Agama
- Penilaian aspek perkembangan moral dan nilai agama meliputi
- Berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan
- Meniru pelaksanaan ibadah agama
- Menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan
- Cinta antara sesama suku bangsa Indonesia
- Mengenal arti kebersamaan dan persatuan
- Mengenal sopan santun dengan berterima kasih
- Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain
- Rapi dalam bertindak, berpakaian dan bekerja
- Mengenal konsep benar dan salah
- Dapat mengurus dirinya sendiri
- Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
- Menjaga kebersihan diri
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Mengenal bendera
- Mengenal suku bangsa, pakaian, rumah adat, tarian
Aspek transformasi terdiri dari materi, metode dan media pembelajaran, system administrasi dan guru serta personal lainnya.
Aspek ini dinilai untuk mengetahui efektivitas pemanfaatannya dalam kegiatan pelaksanaan program. Seberapa besar aspek transformasi dapat membantu pencapaian perkembangan diri anak.
Aspek output meliputi seberapa jauh anak mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau seberapa jauh anak memiliki dasar-dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan diri selanjutnya. Dengan kata lain, penilaian akan menunjukkan seberapa banyak aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan yang telah dikemukakan diatas sebagai input dapat dimiliki atau dicapai anak dari kegiatan pelaksanaan program yang diikutinya.
Manfaat Asesmen
- Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi anak yang berkaitan dengan bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
- Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
- Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi anak yang berkaitan dengan bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
- Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.