3 Langkah Mudah Mengenal dan Membentuk Bakat dan Minat Anak

3 Langkah Mudah Mengenal dan Membentuk Bakat dan Minat Anak
3 Langkah Mudah Mengenal dan Membentuk Bakat dan Minat Anak

Anak saya suka main sepak bola. Apakah dia punya bakat menjadi pemain sepak bola yang hebat? apakah anak saya memiliki bakat yang sama dengan orangtuanya? dan masih banyak lagi yang mungkin itulah pertanyaan yang sering terlintas dibenak para orang tua. Disini kita akan membahas cara mengenal dan membentuk bakat anak, namun sebelumnya kita harus mengetahui dan mengenal bakat anak terlebih dahulu.

Oke, banyak orang tua menganggap apa yang menjadi minat anak menjadi bakatnya. Padahal, belum tentu. Bakat adalah potensi unggul, kemampuan spesial yang dimiliki anak. Dan setiap anak pasti memiliki potensinya yang khas.

Namun, karena lingkungan yang tidak mendukung, bakat anak yang khas seringkali dikalahkan oleh minat yang umum. Misalnya, bakat menyanyi anak kalah oleh keinginan bermain sepak bola, karena pengaruh teman-temannya yang setiap sore bermain sepak bola.

Di sinilah, peran orang tua diperlukan dalam mengidentifikasi dan mengenali bakat anak melalui tiga ukuran yang bisa digunakan untuk menentukan bakat anak.

  1. Ukuran kesenangan. Artinya, jika anak senang melakukan suatu hal, maka kemungkinan awal, hal itu bisa menjadi bakatnya. Misalnya, anak selalu bersemangat jika diajak belajar matematika, berarti dia kemungkinan berbakat di bidang matematika. Namun, ukuran ini belum cukup.
  2. Perlu ditingkatkan yaitu jika si anak melakukan hal yang disenangi itu, dia bisa lebih cepat paham dari anak lain, atau kemampuannya di bidang itu di atas rata-rata. Coba amati aktivitas sehari-hari anak. Pasti akan ada kegiatan anak, di mana anak lebih cepat paham dan hasilnya lebih bagus dibanding teman-teman lainnya. Inilah tanda anak berbakat.
  3. Dengan bakat ini, anak bisa berprestasi. Misaln, anak bisa menjadi juara baca puisi, atau menjadi pemain sepak bola terbaik. Inilah ukuran bakat paling konkret. Maka, jika orang tua melihat potensi bakat anak di ukuran kedua, maka segera berikan motivasi dan binalah si anak agar berprestasi. Prestasi adalah tonggak bakat seorang anak.

Dengan mengetahui cara mengukur bakat ini, semoga kita sebagai orang tua tidak bingung dalam mengidentifikasi bakat anak. Sebab, dengan mengetahui bakat anak, orang tua bisa melakukan kegiatan pendidikan yang diorientasikan untuk mengembangkan secara maksimal bakat anak tersebut, sehingga kelak anak tidak merasa salah jurusan dalam pengembangan dirinya. Melalui pengembangan diri inilah, anak akan sukses meraih cita-cita yang diinginkan sesuai dengan bakatnya masing-masing.

Cara Membentuk Bakat Anak


Lingkungan mempunyai peran dalam mengarahkan bakat anak. Agar orang tua dan guru bisa mendesain dan merekayasa lingkungan dengan tepat untuk membentuk bakat anak, maka orang tua dan guru harus mengetahui tiga aspek berikut:

  1. Aspek perseptual. Ini terkait dengan persepsi atau sudut pandang. Jika persepsi anak tinggi dalam bidang teknologi, bakat anak dalam bidang teknologi berpeluang besar terbentuk. Jika persepsi anak tinggi terhadap olah raga, maka bakat anak di bidang olah raga pasti tinggi. Untuk itu, membangun persepsi bagi anak sejak kecil menjadi penting.
  2. Aspek psikomotor. Ini terkait dengan gerak dan aktivitas anak. Bakat anak akan terbentuk, jika si anak melakukan aktivitas sesuai bakatnya secara intensif.
  3. Aspek intelektual. Ini terkait dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang luas. Misal, jika anak berbakat di bidang sepak bola, maka anak biasanya akan mengetahui banyak tentang sepak bola.

Dari ketiga aspek inilah, maka kita sebagai orang tua dan guru, sejak dini bisa mengarahkan bakat anak. Dengan proses pembentukan bakat sejak awal inilah, maka ke depan anak-anak akan menjadi anak yang berbakat.

Referensi: http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya