Prinsip pembelajaran Madrasah Diniyah adalah hal yang harus ada dan melekat dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bersama anak didiknya. Prinsip pembelajaran diterapkan agar proses pendidikan dapat memberikan dampak positif yang mendidik. Dengan demikian proses pendidikan berjalan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Meski judulnya prinsip pembelajaran Madrasah Diniyah, tapi pada dasarnya bisa diterapkan pada lembaga pendidikan yang lain. Seperti PAUD RA TK, SD MI, SMP MTs dan MA. Prinsip Pembelajaran Madrasah Diniyah Pendidikan Rahmatan Lil Alamin yang bisa diterapkan sebagai berikut:
1. Semua hal pada guru adalah berbicara banyak
Bahwa apapun yang melekat dan ada pada diri guru mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki sebenarnya bercerita banyak kepada siswa. Namun bukan dengan kata-kata, tapi dengan bahasa yang diterjemahkan oleh siswa. Misalnya guru mengenakan baju seenaknya, lusuh dan tidak rapi itu berarti sedang mengatakan kepada siswa “saya orang yang kacau, sembarangan, jorok, maka kamu boleh mempermainkan saya”
2. Nasehat perilaku lebih baik dari ucapan
Kebiasaan guru dalam besikap dan bertindak sehari-hari beruapa ucapan atau perbuatan lebih berkesan di hati siswa dari pada yang dinasehatkan. Siswa akan lebih memperhatikan tindakan dari pada ucapan guru yang bertentangan dengan tindakan. Jangan salahkan siswa jika mereka mengabaikan nasehat guru yang tindakannya berbeda dengan apa yang diucapkan.
3. Anak bukan orang dewasa mini
Siswa dengan segala katakteristiknya adalah anak yang sedang belajar. Ia bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Hindari menilai siswa dengan ukuran / standar orang dewasa.
Kenakalan anak adalah bagian dari perkembangannya. Karena itu pelanggaran, kesalahan kecil dan kenakalan, iseng dan tindakan yang menyebabkan marah lainnya harus dimengerti, diterima apa adanya kemudian diarahkan menjadi lebih baik.
4. Hukum adalah alat mendidik
Tidak salah guru menggunakan hukuman, tapi harus dalam konteks mendidik. Penggunaan hukuman harus diniatkan baik dan dilakukan dengan cara yang baik. Niat yang baik berarti didorong oleh kasih sayang, menolong dan membantu siswa untuk kesadaran, bukan menyakiti.
5. Perkembangan siswa harus layak dihargai
Sekecil apapun kemajuan siswa layak dan harus diberi penghargaan. Berilah pengakuan dan pujian sebagai penguatan agar terulang di masa mendatang. Penghargaan diberikan dengan cara yang bervariasi; bisa berupa pujian, kata-kata, kalimat, senyuman, tepukan pundak, tepuk tangan, acungan jempol. Diberikan seketika siswa mendapat prestasi, baik diberikan didepan siswa yang lain.
6. Guru dan orang tua adalah tim
Yakinkan sejak awal bahwa orang tua dan guru adalah satu tim dalam pembelajaran siswa. Kegagalan guru juga menjadi kegagalan orang tua. Jika ada perilaku siswa yang menyimpang yang susah diatasi, maka libatkan orang tua. Guru dan orang tua bekerja sama membimbing siswa.
7. Hubungan guru dan siswa dunia akhirat
Ikatan guru dan siswa tidak hanya di dunia, namun sampai di akhirat nanti. Guru bisa memberi syafaat di akhirat, begitu juga sebaliknya jika kedudukan siswa lebih tinggi menurut Allah SWT. Karena itu harus diciptakan hubungan mahabbah (cinta) dan kasih sayang yang kuat. Saling membantu dan menolong dalam kebaikan secara bersama-sama menuju ridla Allah SWT.
8. Ilmu yang disampaikan dari hati akan diterima dengan hati
Apapun yang disampaikan guru harus dipertimbangkan dengan hati nurani. Semua tindakan ditenagai oleh rasa keikhlasan. Sehingga bernilai baik dan dapat diterima oleh hati siswa. Emosi siswa akan tersentuh dan menimbulkan kesadaran, selanjutnya merubah perilaku siswa menjadi lebih baik.
Hindari mengatakan atau bertindak yang didorong oleh kesenangan nafsu, ingin dipuji, emosi, marah, dan niat riya lainnya.
9. Siswa akan tertarik dengan hal yang berkaitan dengan dirinya
Dalam membarikan materi pembelajaran guru harus menyesuaikan dengan kehidupan dan kebutuhan siswa. Contoh yang ditampilkan sesuai dengan kehidupan siswa. Semua materi pembelajaran disangkut kaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga bermakna bagi siswa dalam menghadapi kehidupannya.