Pembelajaran anak usia dini dapat dikembangkan dengan menggunakan tema. Melalui tema pembelajaran, peserta didik akan lebih mudah mengenal suatu konsep pengetahuan dan dapat mempelajari sesuatu yang bersifat konkrit. Dengan demikian, indikator perkembangan anak dapat tercapai secara optimal.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pendidik PAUD banyak mengalami kendala dalam mengembangkan tema pembelajaran. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, kreativitas, kepekaan dan keberanian pendidik.
Pendidik PAUD diharapkan dapat mengembangkan tema sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan tema agar pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik dan mendalam. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut disusunlah “Pedoman Pengembangan Tema dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pendidik dalam mengembangkan tema di lembaga PAUD masing-masing.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan berbagai bahasan dari Kompetensi Dasar secara terintegrasi kedalam satu tema.
Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran melainkan sebagai perluasan wawasan dalam rangka menghantarkan kematangan perkembangan anak
Manfaat Tema
- Menghubungkan bahasan satu dengan lainnya, sesuai dengan cara berpikir anak.
- Sebagai Topik bahasan. Topik bahasan yang dekat dan dikenal anak membuat anak lebih dapat terlibat di dalamnya.
- Menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang baru yang sudah dimiliki anak.
- Memudahkan pendidik PAUD dalam pengembangan kegiatan belajar sesuai dengan konsep dan sarana yang dimiliki lingkungan.
Aspek yang dibangun melalui Tema
Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun sikap perilaku, pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
- Sikap perilaku: sikap beragama, perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, santun dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
- Pengetahuan yang dapat dikembangkan berupa : pengetahuan tentang diri, keluarga, teman, guru, lingkungan sekitar, teknologi, seni dan budaya.
- Keterampilan yang dikembangkan berupa : kemampuan berpikir, berkomunikasi, bertindak produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya dan gerakan sederhana.
Prinsip Memilih Tema
1. Kedekatan
Tema hedaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak. Dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dapat juga dekat secara emosi atau minat anak. Contoh tema yang terdekat dengan peserta didik misalnya diri sendiri. Di dalam tema diri sendiri dapat dikembangkan menjadi sub tema aku dengan topik bahasan antara lain :
- Mengidentifikasi anggota tubuh
- Fungsi masing-masing anggota tubuh
- Siapa saja yang boleh menyentuh anggota tubuh tertentu dan alasan diperbolehkannya
- Cara melindungi anggota tubuh dari hal-hal yang membahayakan
Setelah tema diri sendiri pendidik dapat memilih tema lain yang dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Masing-masing lembaga tentu memiliki kondisi yang berbeda-beda. Misalnya bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan pantai, maka tema lingkunganku dengan sub tema "pantaiku yang indah" dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip kedekatan. Bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan perkebunan, tema lingkunganku dengan sub tema "Kebun" dengan topik bahasan "kebun mangga, kebun kelapa" atau lainnya. "Kebun" dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip kedekatan.
2. Kesederhanaan
Tema yang dipilih yang sudah dikenal anak agar anak dapat menggali lebih banyak pengalamannya. Jadi pemilihan tema tidak perlu yang muluk-muluk. Contoh: Berdasarkan prinsip kesederhanaan kita dapat memilih tema "lingkungan" dengan sub tema "Kebun Mangga" melalui topik bahasan yang sederhana kepada peserta didik. Misalnya :
- Macam-macam kebun mangga
- Cara memelihara kebun mangga
- Peralatan yang digunakan di kebun mangga
- Manfaat buah mangga bagi kesehatan
- Cara mengkonsumsi buah mangga
3. Kemenarikan
Tema yang dipilih harus mampu menarik minat belajar anak. tema menarik tidak selalu tema yang aneh tetapi tema sekitar anak juga bisa menarik jika guru dapat memilih aktifitas yang sesuai dengan perkembangan anak. Contoh: tema lingkunganku dengan sub tema "Kebun Mangga" sangat menarik bagi anak dengan aktifitas antara lain :
- Menghitung jumlah buah mangga dengan macam-macam warna, mengumpulkan daun mangga, mengklasifikasi daun mangga berdasarkan warna/ukuran, menggambar pohon mangga, menggambar buah mangga, menggambar kebun mangga, menjiplak tekstur kulit batang mangga, dll.
- Melakukan pengamatan terhadap pohon mangga yang ada di lingkungan (tekstur kulit pohon mangga, warna batang mangga, tinggi batang, jumlah ranting pada cabang, urutan ukuran daun, berbagai.
- Melakukan kegiatan bersama orang tua dan guru misalnya membuat jus, manisan dan berbagai makanan dari buah mangga dan membuka bazar bersama.
4. Keinsidentalan
Pemilihan tema tidak selalu baku yang direncanakan di awal tahun, tetapi juga dapat menyisipkan kejadian luar biasa yang dialami anak. misalnya peristiwa banjir yang dialami anak dapat dijadikan tema insidental. Contoh: Pada saat anak-anak mengamati pohon mangga yang berada di luar kelas dan mendiskusikannya, tiba-tiba ada seekor kupu-kupu besar dan berwarna indah melintas dan hinggap pada salah satu ranting bunga yang berada di dekat pohon mangga, maka pendidik dapat mengajak anak untuk membahas kupu-kupu tersebut, tentang warnanya, caranya terbang, apa yang dicari atau dimakan, bagaimana berkembang biaknya dll.
Apa saja yang dapat dijadikan tema
Banyak hal dilingkungan kehidupan kita dapat dijadikan tema, karena pada dasarnya tema sebagai bingkai yang dapat dipelajari anak.
Lembaga dapat mengembangkan tema sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi. Dalam buku panduan guru telah diberikan contoh sebanyak 9 Tema yang dikembangkan menjadi 34 Sub/Sub-sub Tema . Bagi lembaga yang telah mampu mengembangkan tema, berikut ini merupakan salah satu contoh yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan yaitu:
- Diriku: Tubuhku, Kesukaanku, identitasku
- Keluargaku: Anggota Keluarga, Pekerjaan keluargaku
- Binatang: Ikan, Ayam, Burung, Harimau
- Lingkungan alam: Laut, Gunung, Kotaku, Desaku, Kebunku, dll
- Lingkungan sosial: Tetanggaku, Teman bermainku, Gotong royong, Pos Hansip
- Benda benda sekitar: Kendaraan, Alat komunikasi, Benda-benda alam: batu, air, udara, dll
- Budaya: Pakaianku, Makanan, Tari-tarian, Sopan santun, Permainan tradisional, dll
- Hari besar agama: Idul Fitri, Idul Adha, Nyepi, Natal, Waisak, dll
- Negaraku: Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaaan, Pahlawan Nasional, Lagu Nasional, dll.
- Profesi, dll.
Dari kelompok di atas dapat diurai menjadi tema-tema yang lebih khusus. Ternyata banyak sekali yang dapat dijadikan tema, karena itu tidak perlu untuk disamakan tema kita dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing daerah memiliki keunikan. Mengapa keunikan itu tidak dijadikan sebagai tema pembelajaran?
Keluasan tema
Sebuah tema dapat dikembangkan menjadi sub tema, sub-sub tema, pokok bahasan, dan seterusnya. Jika pertanyaannya seberapa luas sebuah tema dikembangkan? Jawabannya tergantung seberapa luas pendidik dapat memfasilitasi pengembangan tema untuk member pengalaman baru pada anak.
Artinya bila pendidik yang banyak membaca tentu akan mengembangkan tema menjadi sangat luas, tetapi bisa juga sebaliknya.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan
Tidak ada ketentuan sebuah tema dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Artinya sebuah tema bisa dilaksanakan lama dan bisa juga singkat, tergantung keluasan tema dan minat anak terhadap tema tersebut. Ada kalanya satu tema membutuhkan waktu selama sebulan atau bahkan lebih, ada juga yang kurang dari sebulan.
Artikel Terkait