Peluang Bisnis Dalam Kesempitan Pun Bisa Jadi Berkah. Dalam kehidupan ini petaka bisa datang kapan saja dan di mana saja. Tak peduli siapapun Anda, kadang tanpa terduga, petaka bisa datang. Tentu saja, kehadiran petaka itu biasanya sangat tidak diharapkan. Apalagi petaka itu menyebabkan luka, derita dan hilangnya harta benda bahkan nyawa. Oleh karena itu, dalam doa yang dipanjatkan, orang sering memohon dijauhkan dari petaka.
Lalu, bila tak mengharapkan petaka namun petaka datang juga, bagaimana cara menyikapinya? Untuk hal yang satu ini, kita bisa belajar dari Bernie Ecclestone. Salah seorang pendiri balapan Formula 1 ini, mampu mengubah petaka menjadi berkah. Petaka yang menimpanya memang sempat membuatnya susah. Namun itu hanya sesaat saja, dengan cerdas dia mampu mengubah petaka jadi berkah. Dengan petaka yang menimpa, dia justru mendapatkan rezeki.
Saya sebut petaka karena pada suatu waktu dia dirampok, dihajar sampai babak belur oleh para perampok. Jam tangan Hublot seharga Rp 4 miliar raib digondol perampok. Dalam keadaan tubuh yang penuh luka, dia minta orang untuk mengambil foto dirinya. Kemudian, hasil dari foto tersebut dia kirim ke CEO Hublot, Jean Claude Biver. Dia tulis catatan di bawah foto yang dia kirim: "See what people will do for a Hublot".
Apa yang dilalakukan oleh CEO Hublot, Jean Claude Biver, terhadap foto tersebut? Bagi Jean Claude Biver foto yang dikirim oleh Bernie Ecclestone memiliki nilai yang sangat penting untuk melejitkan ketenaran Hublot. Untuk itu, dia meminta izin Bernie Ecclestone untuk menjadikan foto tersebut sebagai iklan dan memasang foto Bernie Ecclestone yang sedang babak belur dengan judul besar: "See what people will do for a Hublot".
Setalah iklan tersebut dipasang di berbagai media publikasi mitra Hublot, terjadi peningkatan penjualan jam tangan Hublot yang luar bisa. Karena itu, Hublot kemudian membayar miliaran rupiah buat Bernie Ecclestone yang dipasang sebagai bintang iklan.
Apa yang dapat kita pelajari dari kreativitas Bernie Ecclestone pada saat ditimpa petaka?
Pertama, apabila Anda menggeluti dunia bisnis, maka dalam keadaan apapun, bagaimanapun dan di manapun, kesadaran bisnis harus tetap terjaga. Setiap peristiwa baik itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, bila dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, akan bernilai bisnis. Perhatikan, banyak pengusaha yang berhasil mendulang kesuksesan di balik krisis ekonomi yang pernah melanda negeri ini pada 1997-1998.
Contohnya, beberapa pengusaha sarungan dari Sidogiri sukses mendirikan BMT Sidogiri pada saat krisis ekonomi mulai melanda Indonesia pada 1997. Saat krisis ekonomi mulai mendera, mereka mendirikan BMT Maslahah dengan modal Rp 13,5 juta dengan tujuan untuk membantu kaum dhuafa dari jeratan rentenir. Tiga tahun kemudian, pada pertengahan 2000, mereka mendirikan BMT UGT Sidogiri yang kini (2016) memiliki aset lebih dari Rp 1,8 triliun.
Krisis ekonomi tidak membuat mereka gentar untuk hijrah dari ekonomi ribawi ke ekonomi syariah. Terbukti, ekonomi syariah ternyata lebih tahan dari gempuran krisis daripada ekonomi konvensional. Pada saat bank-bank konvensional rontok, BMT Sidogiri perlahan namun pasti berkembang sehingga menorehkan prestasi hebat di tingkat nasional.
Kedua, terkadang peluang bisnis itu datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka dari itu, bersiaplah setiap saat untuk menyongsong peluang bisnis meskipun akan hadir dalam waktu dan tempat yang tidak atau kurang tepat. Apabila Anda terlambat menyongsongnya, maka peluang bisnis itu akan disambar oleh orang lain. Jadi, jangan sampai terlambat memanfaatkan peluang bisnis sebelum akhirnya ditangkap oleh orang lain. Bila peluang bisnis itu hadir, segera bertindak cepat untuk menangkap peluang. Kaidahnya, siapa cepat dia akan dapat, siapa lambat dia akan ketinggala.
Ketiga, peluang bisnis itu kadang hanya sekali datang dalam hidup Anda. Karena itu, ketika dia datang, jangan sampai tidak memanfaatkan peluang bisnis itu dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, jangan sampai ragu dan jangan sampai terlalu lama mengambil kesempatan tersebut. Orang-orang yang suka memancing tahu persis, sekali terlambat menarik kail, maka hilanglah kesempatan untuk mendapatkan ikan besar. Berarti, kita dituntut untuk bertindak cepat pada saat yang tepat supaya mendapatkan hasil yang maksimal.
Keempat, jangan sampai terlambat dalam mengambil keputusan saat peluang bisnis datang. Berfikir sebelum bertindak itu baik sekali. Namun, bila terlalu lama dalam berfikir sehingga terlabat mengambil keputusan, maka peluang bisnis akan pergi. Nokia akhirnya harus undur diri dari bisnis telepon seluler karena terlambat dalam mengambil keputusan untuk belajar dari lingkungan bisnis yang berubah dengan sangat cepat.
Oleh: Mokh. Syaiful Bakhri (BMT Sidogiri)