Firaun Mati Membawa Iman? Benarkah Itu?. Ada yang mengatakan bahwa sebenarnya fir’aun itu mati dalam keadaan iman, sebab ketika akan mati dia mengatakan kalimat tauhid, apa benar demikian…??? Allah berfirman : "Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". [QS.Yunus: 90]
Mungkin ayat ini yang dijadikan landasan oleh orang yang berpendapat bahwa fir’aun itu mati dalam keadaan iman. Memang sepintas, ayat tersebut menjelaskan bahwa fir’aun mengakhiri hidupnya dengan pangakuan keimanan kepadam Allah. Namun jika diteliti lebih dalam maka dapat diketahui bahwa pengakuan keimanan fir’aun itu tidak diterima oleh Allah. Hal tersebut disebabkan beberapa alasan berikut :
Pertama, karena pengakuan keimanan fir’aun diungkapkan ketika siksa Allah telah menimpanya, sedangkan taubat seseorang pada waktu siksa telah turun menimpanya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT berikut :
فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِين , فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّتَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ
"Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah". Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir". [QS.Ghafir : 84-85]
Karena itu dalam lanjutan QS. Yunus : 90 diatas, Allah SWT menimpali pernyataan keimanan fir’aun dengan firmanNya berikut :
آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِين
Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. [QS.Yunus : 91]
Kedua, pengakuan fir’aun tidak bermaksud beriman melainkan agar dia diselamatkan dari terjangan gelombang laut, seperti yang sudah mentradisi di kalangan pembangkang dan penentang perintah Allah SWT, ketika mereka tidak bisa menyelamatkan diri dari mara bahaya. Namun setelah diselamatkan, merekan kembali ingkar dan menentang Allah SWT, sebagaimana penjelasan pada ayat berikut :
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا
"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih". [QS.Al-Isra’ : 67]
Ketiga, ikrar fir’aun tidak memenuhi persyaratan, yaitu pengakuan terhadap Nabi Musa AS sebagai utusan Allah SWT, karena ikrar keesaan Allah SWT yang tidak disertai ikrar kerasulan utusan Allah tidak sah, sedangkan fir’aun hanya meyakini keesaan Allah SWT tanpa mengakui kerasulan Nabi Musa AS.
Keempat, sebenarnya firaun tidak beriman kepada Allah SWT, melainkan iman kepada dzat yang bani Israel beriman kepadanya, dimana pada waktu itu mereka menyembah anak sapi, karena dalam pengakuannya firaun mengatakan “tiada tuhan kecuali dzat yang Bani Israel beriman kepadanya” bukan “tiada tuhan kecuali Allah SWT”.
Kelima, pada umumnya orang-orang yahudi (bani Israel) cendrung menyamakan Allah dengan makhluk dan menganggapNya memiliki raga. Maka tuhan yang diyakini firaun adalah tuhan yang diyakini orang yahudi (memiliki kesamaan dengan makhluk dan mempunyai raga), bukan Tuhan yang diyakini oleh Nabi Musa AS.
Dengan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengakuan keimanan yang dilontarkan firaun tidak diterima oleh Allah SWT, dan tidak berguna untuk menyelamatkan diri dari kobaran api neraka yang maha dahsyat dan amat menyakitkan. Firaun pun tetap mati dalam keadaan kafir.
Referensi : buletin sidogiri edisi 75