Skripsi Kooperatif Tipe Teams Games Tournament. Skripsi ini lengkap dengan dengan semua contoh dokumen yang harus diselesaikan dalam penyusunan skripsi. seperti RPP, LKS, kisi-kisi soal, lembar tes, nilai raport siswa, lembar observasi, angket, analisis data (validitas, reabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran),
Manual; Sumber daya manusia memerlukan Pendidikan sebagai salah satu alat pemberdayaan, dimana pendidikan tersebut memegang peranan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan melalui pendidikan formal seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA. Melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu mencapai arah dan tujuan Pendidikan Nasional. Seperti yang telah tersirat dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (dalam Sugiono;2008:22). Oleh karena itu, diperlukan rumusan kebijaksanaan yang pokok sehingga dapat dijadikan acuan oleh pendidik dalam mengemban tugas sebagai guru. Salah satu rumusan kebijaksanaan tersebut adalah kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standard, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sangat dituntut keaktifan siswa dalam belajar, proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh pendidik tetapi siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, guru dituntut menjadi seorang pengajar profesional yang memiliki kemampuan (skiil) serta bisa menerapkan model pembelajaran atau pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan dapat meningkatkan motivasi pada diri siswa. Selain itu juga dimaksudkan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa jenuh dan semakin aktif dalam proses belajar.
Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah solusi ideal terhadap masalah penyediaan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada siswa dari latar belakang etnik yang berbeda (Slavin , 2008:103).
Model Pembelajaran Kooperatif memasukkan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab individual menunjukkan pengaruh positif yang nyata pada hasil belajar siswa, di samping itu pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif juga terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan belajar rendah antara lain meningkatkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar. (Slavin , 2008:104).
Skripsi Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa tipe, diantaranya adalah TGT (Team Game Tournament). Pembelajaran kooperatif tipe TGT menekankan pada kompetisi kegiatan, kegiatan tersebut seperti STAD, tetapi kompetisi pada TGT dilakukan dengan cara membandingkan kemampuan antara anggota tim dalam suatu bentuk tournament.
Menurut De Varies Dan Slavin (dalam Ratumanan, 2002:115) menyatakan bahwa dalam pendekatan TGT ini merupakan cara efektif yang dapat merubah pola diskusi dalam kelas dan menyelesaikan masalah/memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Siswa akan bertemu satu minggu satu kali pada meja tournament dengan dua rekan dari kelompok lain sebagai ganti tes tertulis untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok lain. Model pembelajaran tipe TGT memotivasi siswa untuk berfikir serta bisa membantu satu sama lain. Dengan demikian siswa dapat memecahkan masalah serta dapat memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru.