Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam

Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam
Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam

Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam. Istilah epistimologi pertama kali dipakai oleh L.F. Ferier pada abad 19 di Institut of Metaphisics (1854). Epistimologi didefinisikan sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dari ruang lingkup pengetahuan pra-anggapan dan dasar – dasarnya serta realitas umu dari tuntutan pengetahuan sebenarnya.1 Sedangkan secara etimologi, epistimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos.

Episteme berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori, uraian atau alasan. Jadi epistimologi dapat diartikan sebagai teori, uraian tentang pengetahuan. Sedangkan dalam segi istilah epistimologi merupakan suatu cabang filsafat yang mengkaji secar mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan. Epistimolgi juga berarti cabang filsafat yang mempelajari soal watak, batas – batas dan berlakunya ilmu pengetahuan.

Dengan demikian epistimolgi atau teori tentang ilmu pengetahuan adalah inti sentral setiap pandangan dunia. Epistiomologi berusaha memberi definisi ilmu pengetahuan, membedakan cabang – cabangnya yang pokok, mengidentifikasi sumber – sumbernya dan menetapkan batas – batasnya.2

Jenis – jenis Ilmu Pengetahuan


Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang dapat diperolehnya melalui beberapa sumber antara lain sebagai berikut:

1. Pengetahuan wahyu


Pengetahuan wahyu firman Allah yang berisi pengetahuan yang diturunkan kepada manusia pilihan, yaitu Nabi atau Rasul. Wahyu menyangkut berbagai aspek kehidupan khususnya hubungan manusia dengan Khalik yang disebut ibadah, juga hubungan manusia dengan sesama makhluk, yang disebut muamalah.3 Kebenaran wahyu bersifat mutlak dan abadi. Pengetahuan wahyu bersifat eksternal, artinya pengetahuan tersebut berasal dari luar diri manusia.

2. Pengetahuan intuitif


Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri tatkala ia menghayati sesuatu. Pengetahuan intuitif ini muncul dalam diri manusia secara tiba – tiba dalam kesadaran diri manusia. Proses kerjanya, manusia itu tidak menyadarinya. Pengetahuan ini sebagai hasil dari penghayatan pribadi, sebagai hasil keunikan dan ekspresi individu, sehingga validitas pengetahuannya bersifat pribadi, dan memiliki watak yang tidak komunikatif, sehingga sulit untuk menlukiskan seseorang memilikinya atau tidak.

3. Pengetahuan rasional


Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan latihan rasio atau akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa – peristiwa faktual. Prinsip berpikir dengan menggunakan logika formal dan matematika murni menjadi paradigmanya, sehingga kebenarannya bersifat abstrak.

4. Pengetahuan empiris


Pengetahuan empiris diperoleh melalui pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indra – indra lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita. Paradigma pengetahuan empiris adalah sains yang diuji dengan observasi atau ekperimental.

5. Pengetahuan otoritas


Kita menerima pengetahuan itu benar bukan karena telah mengkroscekkan dengan keadaan yang ada di luar diri kita, melainkan telah dijamin otoritasnya di lapangan. Kita menerima pendapat orang lain karena ia pakar dibidangnya. Misalnya kita menerima pendapat tentang sesuatu dalam bidang tertentu dengan mengutip dari ensiklopedia.

Selengkapnya bisa anda download pada link berikut ini:
Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya