Pengertian Metode Penemuan Terbimbing: Sebelum membahas pengertian terbimbing, ada baiknya terlebih dahulu kita tinjau sejenak pengertian metode penemuan. Menurut Roestiyah (2008:20) penemuan adalah terjemahan dari discovery. Metode penemuan (discovery) merupakan suatu metode pembelajaran yang dikembangkan berdasakan pandangan kontruktivisme. Metode ini menekankan pada pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu yang melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan metode penemuan ini siswa belajar melalui keterlibatan aktif dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan merekan menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Ratumanan,2002:127).
Di samping itu, penemuan tanpa bimbingan dapat memekan waktu berhari – hari dalam pelaksanaanya atau bahkan siswa tidak berbuat apa – apa karena tidak tahu, begitu pula jalannya penemuan. Pada umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk dapat menemukan sesuatu. Jelas bahwa metode penemuan ini kurang tepat untuk siswa apabila tidak dengan bimbingan guru. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan penemuan terbimbing (discovery) adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu.
Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek membentuk dan menguji hipotesis yang di bimbing atau dipandu oleh fasilitator (guru).
Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran
Metode penemuan merupakan metode belajar yang dipopulerkan oleh Bruner. Metode ini menghendaki keterlibatan aktif siswa dalam memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Sedangkan guru mendorong siswa agar memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Hudojo berpendapat bahwa menemukan berarti menghasilkan sesuatu untuk pertama kali dengan menunjukkan imajinasi, pikiran, atau eksperimen. Penemuan dalam belajar matematika berarti kegiatan menghasilkan suatu ide matematika, suatu aturan, atau suatu cara menyelesaikan masalah untuk pertama kali. Ide matematika yang benar-benar baru, tetapi setidaknya baru bagi siswa. Ide yang ditemukan sendiri akan lebih dipahami dan diingat oleh si penemu.
Berdasarkan uraian di atas metode penemuan terbimbing (Discovery) adalah suatu metode pembelajaran yang menghendaki siswa menemukan ide-ide dalam proses penemuan, siswa mendapat bimbingan dari guru baik berupa petunjuk secara lisan maupun petunjuk tertulis yang dituangkan dalam bentuk lembar kerja siswa.
Langkah – Langkah Dalam Metode Penemuan Terbimbing (Discovery)
Agar pelaksanaan metode penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai berikut :
- Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
- Dari data yang diberikan oleh guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir dan menganalisis data tersebut dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja, bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang hendak dituju melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS.
- Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari analisis dilakukannya.
- Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut di atas diperiksa oleh guru.
- Apabila diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, tersebut maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga pada siswa untuk menyusunnya.
- Sesudahnya siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar atau tidak.
Kelebihan dan Kekuarangan Metode Penemuan Terbimbing (Discovery)
Memperhatikan metode penemuan terbimbing (discovery) tersebut di atas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Kelebihan dari metode penemuan terbimbing (discovery) adalah sebagai berikut :
- Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
- Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry ( mencari-temuan)
- Mendukung kemampuan problem solving siswa.
- Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga akan terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Siswa benar – benar dapat memahami suatu konsep atau rumus, sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus itu (Hudojo, 2001:126)
Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut :
- Untuk materi tertetu, waktu yang tersita lebih lama
- Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
- Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik – topik yang berhubungan dengan prisip dapat dikembangkan dengan metode penemuan terbimbing (discovery)
Untuk mengatasi kekurangan metode ini adalah :
- Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas
- Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.
- Guru harus memberikan kesempatan kepada peseta didikuntuk mengumpulkan data.
- Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data informasi yang diperlukan peserta didik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing (discovery) lebih bermakna dan rumus yang diperoleh siswa melalui penemuan tidak hanya dihafal oleh siswa melainkan juga dipahami serta lebih tahan lama untuk mengingatnya. Penemuan penting karena pada kenyataannya ilmu – ilmu diperoleh melalui penemuan. Pada dasarnya setiap anak adalah makhluk yang kreatif sehingga dengan penemuan akan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan bersikap positif terhadap matematika.
Referensi :
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2001